WELCOME

Cari semua yang kamu mau

Kamis, 31 Juli 2008

Deskripsi

Assalamualaikum Wr.WB

Berkat Rahmat Allah SWT, akhirnya saya diperkenankan membuat Blog ini dengan alamat "http://negeriku-masadepanku.blogspot.com" yang berjudul "Merahputih-ku". blog ini sengaja saya buat dalam rangka menyambut 100 Tahun Kebangkitan Nasional dan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-64. saya berharap dari sebuah Blog dapat menjadikan inspirasi yang bermanfaat untuk keadaan bangsa ini dan demi masa depan Indonesia. Sudah susah payah para Pahlawan mempertahankan negeri ini demi anak-cucu nya di masa depan dengan mengorbankan nyawa demi setetes harapan, dan karena kegigihan Mereka pulalah akhirnya Negara Indonesia merdeka untuk selama-lamanya.

Tetapi zaman berkata lain, Indonesia memang Negara merdeka tapi tidak untuk kehidupan rakyatnya sekarang, banyak rakyat yang menderita akibat kemiskinan mulai dari busung lapar,pengangguran hingga hal buruk yang terbesar yaitu "Koropsi"

Maka dari itulah saya berharap dan berpesan untuk Negara ini untuk Bisa merdeka yang sesungguhnya, hanya perbuatan bauk kita yang bisa membuat negeri ini merdeka dengan seutuh-utuhnya.

Kamis, 17 Juli 2008

Pelatihan Jurnalistik

Pada 8 Mei saya turut serta dalam pelatihan jurnalistik, pelatihan jurnalistik ini diadakan oleh kelompok IT Cirebon atau yang lebih kita kenal dengan CITC (dalam bahasa indonesia : Komunitas Teknologi Informasi Cirebon) yang bekerjasama dengan sekolah yang saya tempati yaitu SMKN 1 Kedawung. Disana saya, teman-teman dan kakak kelas diajarkan bagaimana menjadi seorang jurnalis yang baik dan benar baik itu menjadi seorang pembawa acara berita, kameramen, juru Potret dan yang lainnya.

Saya sangat beruntung dan saya merasa seperti kejatuhan durian runtuh bagaimana tidak karena ambisi saya adalah ingin terus menuntut ilmu untuk bidang IT yang saya pelajari sekarang dan saya ingin menjadi seorang wartawan, awal saya mau menjadi seorang wartawan bermula dari sebuah acara berita dengan pembawa acara seperti Bayu Setiyono.Tetapi halangan yang saya tangani adalah rasa tidak percaya diri , selain itu jika saya sudah di berada di hadapan kamera rasa percaya diri saya bertambah, kemudian muncul dalam benak saya "Sepertinya lebih enak menjadi kameramen".
Dipelatihan jurnalistik diterangkan berbagai macam hal :
> Jika menjadi seorang pembawa acara dibutuhkan kepercayaan diri karena jika seseorang tidak mempunyai rasa percaya diri (PD) orang itu tidak bisa menjadi seorang pembawa acara, bukan hanya itu menjadi seorang pembawa acara dibutuhkan juga seperti otak yang cerdas yang bisa menghafal teks dan tutur bahasa yang benar dan bahasa tubuh yang digunakan dalam membawakan ringkasan berita.

> Kemudian menjadi seorang juru potret dibutuhkan berbagai macam teknik Photographi untuk menghasilkan gambar yang memuaskan, pengertian dari Photographi sendiri adalah cara pengambilan gambar dengan dengan sebuah kamera dengan sasaran objek tertentu yang membutuhkan suatu sudut/angle dari objek tersebut. Dalam pelatihan Photograpi saya diterangkan oleh (jika tidak salah) Kang Asep, kamera tidak boleh berhadapan dengan cahaya yang begitu banyak atau membelakanginya kearena gambar yang dihasilkan akan buram. teknik yang lain adalah memilih sudut yang benar (angle) di teknik ini mengambil gambar baik dengan photo/video dibutuhkan pengmbilan sudut-sudut yang benar dan tidak boleh asal ambil seperti objek yang diambil tidak terfokuskan dan objek yang terpotong.



> Menjadi kameramen dibutuhkan keberanian dan sikap yang sigap, cepat dan teliti karena jika kita mendapat berita atau kejadian kita harus cepat mengambil objek berita. Sementara itu sikap berani dan teliti dipakai untuk meliput berita dengan objek kekerasan misalnya ketika hendak meliput insiden bentrokan atau dalam situasi peperangan adalah kita berani mengambil resiko yang akan kita hadapi seperti besar kemungkinan kita akan terluka dalam insiden itu .
Teliti juga dipakai untuk meliput dengan objek selain daratan, misalnya kita akan meliput pemandangan bawah air maka kita harus teliti alat apa saja yang akan kita bawa, seperti kamera kedap air, pelampung dan masih banyak perlengkapan lainnya.










Rabu, 16 Juli 2008

Pengalaman diterima di Sekolah Impian

Saya sangat bahagia karena telah menjadi salah satu murid SMK NEGERI I KEDAWUNG karena ini adalah sekolah impian saya selain itu sekolah ini sudah Bestandar Internasional (SBI) dengan pelaksanaan manajemen pendidikan ISO. Kesenangan saya bertambah ketika saya tahu bahwa saya masuk dalam daftar menjadi siswa dengan jurusan Multimedia yang ada di sekolah ini. Di kelas Multimedia saya di bimbing dan di ajari berbagai pelajaran yang menurut saya masih asing seperti Adobe Photoshop, Macromedia Dream Weaver dan masih banyak lagi.Pelajaran yang ssaya kurang pahami sampai saat ini antara lain Flash 8 dan Notepade, ini baru kelas satu, mungkin bertambah lagi jika sudah menginjak kelas selanjutnya. Ada satu Perangkat lunak yang saya senangi antara lain Dream Weaver dan Photoshop tapi tidak hanya itu saja yang saya sukai, masih banyak lagi.Photoshop digunakan untuk memanipulasi gambar dan mengedit gambar sementara itu Penggunaan dari program Dream Weaver untuk membuat desain web, melalui cara dengan mengerjakan dengan skrip HTML, FORM ataupun LAYOUTS.


dan ini adalah contoh dari bagian x-banner yang saya buat melalui Photoshop,sebelumnya maaf jika tidak sesuai dengan anda.





Da ini adalah contoh dari web yang saya buat dengan aplikasi Macromedia Dream Weaver.



Kamis, 10 Juli 2008

"jiwa Nasionalisme" Masih Adakah Dalam Diri KIta ?

Indonesia, ya kata ini tidak asing lagi di telinga kita dan orang - orang di bumi belahan lain, jika kita mendengar kata ini pasti yang ada di benak kita adalah sebuah negara yang yang besar, mempunyai lebih dari seribu pulau atau yang lebih dikenal sebagi negara Archipelago dengan keindahan alamnya.Bukan hanya sumber daya alam saja yang telah mendunia tetapi juga sumber daya manusianya.

Betapa tidak, banyak tunas - tunas bangsa yang telah bembidik dan mengharumkan nama bangsa dengan mengikuti perlombaan baik di tingkat nasional maupun internasional. Semua itu tidak terlepas dari Jiwa Nasionalisme mereka dan tentunya juga didorong rasa semangat Kebangkitan Nasional.

Dengan semangat kebangkitan Nasional sepatutnya kita junjung tinggi negara kita dengan semua bakat yang kita miliki kita harus percaya semua orang pasti mempunyai bakat baik di bidang olahraga, kreasi seni dan bidang apapun itu sepatutnya kita salurkan.
Setelah Hari Kebangkitan Nasional, sebentar lagi kita akan menyambut gembira Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kebangkitan Nasional dan HUT NKRI jangan hanya dijadikan sebagai momentum untuk bersenag - senang sesaat saja, tetapi bagaimana cara kita mengisi Hari Kebagkitan Nasional dan HUT NKRI.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi HUT NKRI, yang terpenting adalah kita pupuk dahulu jiwa kita dengan Jiwa Nasionalisme. Berbicara mengenai Jiwa Nasionalism tentunya tidak terlepas dari kesintaan kita terhadap negara, tetapi masih adakah Jiwa Nasionalisme dalam diri kita ?
Bisa dibilang sudah banyak hal - hal memudarnya rasa Nasionalisme kita, berikut adalah pendapat saya mengenai "Jiwa Nasionalisme".

Di Kepri (Kepulauan Riau) kita semua tahu Negara Republik Indinesia bermata uang Rupiah, tetapi tidak untuk daerah Kepri yang tepatnya di kota Batam (Ibukota Kepri), disana digunakan mata uang Dollar Singapore. Apakah ini pertanda bahwa Jiwa Nasionalisme kita mulai memudar.

Lain hal di Batam lain pula di Kalimantan. Indonesia adalah negara Zamrud Katulistiwa, namun kenyataannya tidak seindah julukannya, Kalimantan yang dulu kaya akan sumberdaya kayunya sekarang kaya akan gurun pasirnya. Pasalnya orang - orang disana dibutakan matanya oleh uang milik para Cukong-cukong kayu ilegal, demi uang mereka rela menebangi hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan air akibatnya jika hujan deras datang tanah didak dapat menahan banyaknya air karena fungsi hutan sudah tidak ada.

Hutan di pegunungan ibarat seorang ibu dan daerah dibawahnya adalah seorang anak, berarti jika fungsi hutan dipegunungan sebagai penghasil air yang mengairi daerah jauh dari hulu seperti daerah persawahan, maka jika hutan itu sudah hilang maka dari mana air dapat di hasilkan. oleh karenanya sekarang banyak jutaan hektare sawah yang kekeringan padahal musim kemarau belum tiba.
Lagi-lagi faktor kemiskinan menjadi dalih dari semua perkara yang ada, tetapi semestinya kita harus berpikir kedepan bagaimana nasib anak-cucu kita dimasa depan apakah mereka kelak dapat menghirup udara segar dan pemandangan hijau seperti dahulu yang di hasilkan oleh hutan?

Fungsi hutan di Indonesia sangatlah besar karena Indonesia adalah negara penghasil udara terbesar di dunia atau mendapat sebutan Negara Paru-Paru dunia.
Mungkin masih banyak lagi contoh mengenai pudarnya rasa Nasionalisme, lalu bagaimana cara kita mempertahankan Jiwa Nasionalisme kita? jawabannya ada pada kesadaran kita sendiri.

Semoga wacana ini bermanfaat bagi khalayak yang membaca...........






Sabtu, 05 Juli 2008

Sejarah Pergerakan Boedi Utomo

Pendidikan di negara Indonesia berawal dari sejarah terbentuknya Hari Kebangkitan Nasional pada masa itu oleh para pahlawan pendidikan, salah satunya adalah Dr. Soetomo yang Mendirikan sekolah Taman Siswa bagi warga pribumi untuk bisa mengenyam pendidikan layaknya warga bangsawan. Dr Sutomo yang juga membuat organisasi Boedi Utomo salah satu organisasi di bidang pendidikan.


Dr. Soetomo berasal dari keluarga yang sederhana, Dia disekolahkan oleh orang tuanya sampai ia mendapat gelar doktor di Universitas Stovia / School tot Opleiding van Indische Artsen (bahasa Indonesia: Sekolah Pendidikan Dokter Hindia) yang sekarang telah mempunyai nama Gedung Kebangkitan Nasional yang diresmikan oleh Alm. Presiden Suharto pada 20 Mei 1974.

Tidak tahan terus menerus dengan keadaan rakyat dan bangsanya yang makin terpuruk oleh penjajahan, Dr. Soetomo mengambil tindakan untuk merubah keadaan bangsa ini, tapi Ia tidak berjuang sendirian dengan beberapa mahasiswa. dengan rasa prihatin yang besar melihat bangsa ini, Dr. Soetomo berniat untuk menyatukan rakyat Indonesia sebagai langkah awal pergerakan Boedi Utomo.

Pada masa itu rakyat indonesia yang berbeda suku, agama, ras dan sebagainya hidup dengan kelompoknya masing - masing dan tidak berbaur dengan rakyat yang lainnya, contohnya masyarakat Jawa mendirikan kelompok Orang Jawa dan Indische Bond untuk orang keturunan Indo Jawa dan masih banyak lagi kelompok yang terbentuk pada masa itu.Budi Utomo adalah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Saat ini tanggal berdirinya Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Sejarah awal berdirinya Boedi Utomo yaitu ketika Budi Utomo mengadakan pertemuan-pertemuan dan diskusi yang sering dilakukan di perpustakaan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) oleh beberapa mahasiswa, antara lain Soetomo,Goembrek, Goenawan Mangoenkoesoemo, Saleh, dan Soeleman. Kemudian dipertemuan itu mereka memikirkan nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa yang menjajah Indonesia (Belanda), serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu. Para pejabat tinhgi pangreh praja (sekarang pamong praja) yang dulu berada di bawah kekuasaan bangsa penjajah kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri dan jabatan. Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri, misalnya dengan menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda.

Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa orang lain mendirikan perkumpulan hanya untuk golongan sendiri dan tidak mau mengajak, bahkan tidak menerima, orang Jawa sesama penduduk Pulau Jawa untuk menjadi anggota perkumpulan yang eksklusif, seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk orang Indo-Belanda. Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi, bahkan sebaliknya, merekalah yang selama ini menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan rakyat kecil.

Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong rakyatnya sendiri. Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan yang akan mempersatukan semua orang baik dari suku Jawa, Sunda, dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya. Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan, kekayaan, atau pendidikannya.

Pada awalnya, para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura, atau yang lebih kita kenal suku bangsa Jawa. Mereka mengakui bahwa mereka belum mengetahui nasib, aspirasi, dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa, terutama Sumatera, Sulawesi, dan Maluku. Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie), tetapi sejarah penjajahan dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam, begitu pula kebudayaannya. Dengan demikian, sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena, menurut anggapan para pemuda itu, penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama.

Sekalipun para pemuda itu merasa tidak tahu banyak tentang nasib, keadaan, sejarah, dan aspirasi suku-suku bangsa di luar Pulau Jawa dan Madura, mereka tahu bahwa saat itu orang Manado di Sulawesi mendapat gaji lebih banyak dan diperlakukan lebih baik daripada orang Jawa. Padahal, dari sisi pendidikan, keduanya berjenjang sama. Itulah sebabnya pemuda Soetomo dan kawan-kawan tidak mengajak pemuda-pemuda di luar Jawa untuk bekerja sama, hanya karena khawatir untuk ditolak

Pada hari Minggu, 20 Mei 1908, pada pukul sembilan pagi, bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah gerakan Boedi Oetomo. Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus berorganisasi. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum tua"-lah yang harus memimpin gerakan Budi Utomo, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu.

Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, bekas Bupati Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman.

Budi Utomo mengalami fase-fase perkembangan penting saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu, Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda yang sangat properjuangan bangsa Indonesia, dengan terus terang mewujudkan kata "politik" ke dalam tindakan yang nyata. Berkat pengaruhnyalah pengertian mengenai "tanah air Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk ke dalam pemahaman orang Jawa. Maka muncullah "Indische Partij" yang sudah lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya "tanah air" (Indonesia) adalah di atas segala-galanya.

Pada masa itu pula muncul Sarekat Islam, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun kecil di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam, untuk saling memberi bantuan dan dukungan. Tidak berapa lama, nama itu diubah oleh, antara lain, Tjokroaminoto, menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. Sudah pasti keberadaan perkumpulan ini ditakuti orang Belanda. Munculnya gerakan yang bersifat politik semacam itu rupanya yang menyebabkan Budi Utomo agak terdesak ke belakang. Kepemimpinan perjuangan orang Indonesia diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij karena dalam arena politik Budi Utomo memang belum berpengalaman.

Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan tersebut, makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas. Ada beberapa kasus yang memperkuat makna tersebut. Ketika Pemerintah Hindia Belanda hendak merayakan ulang tahun kemerdekaan negerinya, dengan menggunakan uang orang Indonesia sebagai bantuan kepada pemerintah yang dipungut melalui penjabat pangreh praja pribumi, misalnya, rakyat menjadi sangat marah.
Kemarahan itu mendorong Soewardi Suryaningrat (yang kemudian bernama Ki Hadjar Dewantara) untuk menulis sebuah artikel "Als ik Nederlander was" (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang dimaksudkan sebagai suatu sindiran yang sangat pedas terhadap pihak Belanda. Tulisan itu pula yang menjebloskan dirinya bersama dua teman dan pembelanya, yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo ke penjara oleh Pemerintah Hindia Belanda. Namun, sejak itu Budi Utomo tampil sebagai motor politik di dalam pergerakan orang-orang pribumi.

Agak berbeda dengan Goenawan Mangoenkoesoemo yang lebih mengutamakan kebudayaan dari pendidikan, Soewardi menyatakan bahwa Budi Utomo adalah manifestasi dari perjuangan nasionalisme. Menurut Soewardi, orang-orang Indonesia mengajarkan kepada bangsanya bahwa "nasionalisme Indonesia" tidaklah bersifat kultural, tetapi murni bersifat politik. Dengan demikian, nasionalisme terdapat pada orang Sumatera maupun Jawa, Sulawesi maupun Maluku.
Pendapat tersebut bertentangan dengan beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Budi Utomo hanya mengenal nasionalisme Jawa sebagai alat untuk mempersatukan orang Jawa dengan menolak suku bangsa lain. Demikian pula Sarekat Islam juga tidak mengenal pengertian nasionalisme, tetapi hanya mempersyaratkan agama Islam agar seseorang bisa menjadi anggota.
Namun, Soewardi tetap mengatakan bahwa pada hakikatnya akan segera tampak bahwa dalam perhimpunan Budi Utomo maupun Sarekat Islam, nasionalisme "Indonesia" ada dan merupakan unsur yang paling penting.